Bagi saya yang merantau, perjalanan pulang ke kampung halaman selalu menjadi perjalanan yang menyenangkan, di sana ada banyak rindu yang akan dilepaskan, ada banyak tatapan yang menenagkan.
saat tiba di rumah ada semacam ritual,
mencium tangan umak dan berpelukan, menukar banyak kehangatan dengan sentuhan.
lalu mencium tangan abah. Tidak ada pelukan, hanya saja tangan kiri abah akan sedikit menyentuh kepala saya.
memang sejak bukan anak-anak lagi memeluk abah hanya menjadi keinginan yang tidak berani saya lakukan. saya rasa ini adalah hal jama' terjadi antara ayah dan anak perempuan yang sudah remaja/dewasa.
tapi, walau tidak memberi kehangatan lewat pelukan abah cerdik mentrasfer kehangatan dengan cara lain, abah menukar pelukan dengan tatapan yang menenangkan dan bicara dengan pertanyaan perhatian.
"seperti ibu, Ayah adalah kekuatan dan inspirasi. ia mendorong semua gerak tubuh, imajinasi, dan alam pikiran kita untuk terus 'menjadi'.... ya menjadi manusia kuat, berkarakter dan tahan uji" - Taufan E.
*suka kalimat ini*
<seperti abah saya juga punya pengganti pelukan>
1 sendok teh, 2 sendok gula, ku aduk dengan rata
pagi ini ku seduh secangkir teh untuk abah
ini bukan teh biasa
ada ramuan kehangatan yang diam-diam ku masukkan di sana
lalu saat hari jum'at tiba akan ku cuci sandal abah
ketika abah bersiap ke masjid
akan aku letakkan sandal di depan rumah
ini penukar pelukan dari ananda,
ucapan trimakasih atas cinta abah yang raksasa,
dan permohonan maaf atas banyak kesalahan yang tertumpah.
Always thanks you, sorry, and I love you.....
semoga esok lusa ada menu tambahan penukar pelukan yang lebih istimewa di banding secangkir teh dan mencuci sandal untuk abah.....